Bagaimana kubisa berpaling darimu
Sekian lama ku mncari separuh jiwaku
Kumau menunggu, tak pernah berhenti
sampai suatu saat nanti kau kan menyadari
Kuingin kau tau tak kan ada habisnya
Kumasih miliki cinta melebihi yang kau kira
Hanyalah senyummu yang menghapus rinduku
Telah lama tak kujumpa menghilang dariku
Akan kulakukan, asal kau kembali
Ku tak sanggup sendiri lebih lama lagi
Kuingin kau tau tak kan ada habisnya
Kumasih miliki cinta melebihi yang kau kira
Kuingin kau tau kau tetap dihatiku
ada yang harus kau mengerti kau tak kan ada gantinya
Yang aku inginkan hanyalah dirimu
bersamaku selamanya
Bantu aku pergi dari sepi
yang kurasa menyakitkan
Kuingin kau tau tak kan ada habisnya
Kumasih miliki cinta melebihi yang kau kira
Kuingin kau tau kau tetap dihatiku
ada yang harus kau mengerti kau tak kan ada gantinya
August 19, 2010
July 6, 2010
Nikmati Perbedaan
Ditulis oleh: Anne Ahira untuk Prasadika!
Perbedaan adalah anugrah dari
Yang Maha Kuasa!
Lihatlah sekeliling kita, indahnya
warna-warni bunga, warna-warni satwa,
dan segala keragaman lain yang
menghiasi dunia.
Bayangkan kalau kita hanya mengenal
warna hitam saja! Alangkah gelapnya
dunia ini! :-)
Tanpa adanya perbedaan dan warna-warni,
kita tidak akan merasakan hidup
semeriah dan seindah sekarang ini,
betul?! :-)
Begitu pun dengan kehidupan, setiap
insan selalu berhadapan dengan segala
macam perbedaan dan warna-warni
kehidupan.
Tapi sayang, tidak semua orang mampu
melihat perbedaan sebagai kekayaan.
Banyak orang merasa tersiksa karena
perbedaan alias mereka tidak mampu
menikmatinya.
Berbagai bentuk kejahatan dimulai hanya
karena perbedaan. Entah itu perbedaan
warna kulit, agama, suku bangsa,
prinsip, atau sekadar pendapat.
Sebenarnya, perbedaan bukanlah sesuatu
yang bisa dihindari. Setiap orang lahir
dengan perbedaan dan keunikannya
masing-masing. Mulai dari perbedaan
fisik, pola pikir, kesenangan, dan
lain-lain.
Tidaklah mungkin segala sesuatu hal sama.
Bahkan kesamaan pun sebenarnya tidak
selalu menguntungkan.
Coba bayangkan, seandainya semua orang
memiliki kemampuan memimpin, lantas
siapa yang mau dipimpin? Kalau semua
orang menjadi orang tua, siapa yang mau
jadi anak? Siapa juga yang akan
menerima sedekah, jika semua orang
ditakdirkan kaya?
Perbedaan ada bukan untuk dijadikan
alat perpecahan. Banyak hal positif
yang bisa kita peroleh dengan perbedaan.
Berpikirlah positif dengan mensyukuri
adanya perbedaan. Anggaplah perbedaan
sebagai kekayaan. Cara pandang yang
benar akan melahirkan sikap yang tepat.
Ada baiknya kita mencari persamaan
terlebih dahulu, sebelum mencari
perbedaan.
2. Kelola perbedaan sebaik mungkin.
Musyawarah untuk mencapai kesepakatan
adalah jalan yang tepat untuk mengelola
perbedaan.
Berlatihlah utk menghargai, menerima,
menjalankan dan bertanggungjawab
terhadap keputusan bersama, meski
berlawanan dengan ide awal kita.
3. Selalu posisikan segala sesuatu
pada tempatnya.
Saat bekerja sama dengan orang lain,
salurkan potensi, karakter, minat yang
berbeda-beda pada posisi 'yang tepat'.
Cara ini akan mendorong tercapainya
tujuan bersama dan mendukung
pengembangan potensi masing-masing
individu.
4. Jangan pernah meremehkan orang lain.
Apapun dan bagaimana pun kondisi atau
pendapat orang lain, perlakukan mereka
selayaknya diri kita ingin diperlakukan.
Anggaplah semua orang penting. Mereka
memiliki peran tersendiri, yg bisa jadi
tdk bisa digantikan oleh orang lain.
5. Jangan menonjolkan diri atau sombong.
Merasa diri paling penting dan lebih
baik daripada orang lain *tidak akan*
menambah nilai lebih bagi kita. Toh
kita tidak bisa hidup tanpa orang lain.
Jadilah beton dalam bangunan. Meski
tidak nampak, namun sesungguhnya ialah
yang menjadi penyangga kokohnya sebuah
bangunan. :-)
6. Cari sumber informasi yang terjamin
kebenarannya.
Perbedaan bisa muncul karena informasi
yang salah. Oleh sebab itu, pastikan
sumber informasi kita bisa terjamin dan
dapat dipercaya kebenarannya. Lebih
bagus lagi jika disertai bukti yang
mendukung.
7. Koreksi diri sendiri sebelum
menyalahkan orang lain.
Menyalahkan orang lain terus menerus
tidak akan banyak membantu kita. Bisa
jadi kesalahan sebenarnya terletak pada
diri kita. Karenanya, koreksi diri
sendiri terlebih dahulu merupakan
langkah yang paling bijaksana.
So, berhentilah menyesalkan perbedaan.
Karena jika tidak, Prasadika akan
kehilangan sumber kebahagiaan! :-)
Sukses selalu untuk Prasadika!
Perbedaan adalah anugrah dari
Yang Maha Kuasa!
Lihatlah sekeliling kita, indahnya
warna-warni bunga, warna-warni satwa,
dan segala keragaman lain yang
menghiasi dunia.
Bayangkan kalau kita hanya mengenal
warna hitam saja! Alangkah gelapnya
dunia ini! :-)
Tanpa adanya perbedaan dan warna-warni,
kita tidak akan merasakan hidup
semeriah dan seindah sekarang ini,
betul?! :-)
Begitu pun dengan kehidupan, setiap
insan selalu berhadapan dengan segala
macam perbedaan dan warna-warni
kehidupan.
Tapi sayang, tidak semua orang mampu
melihat perbedaan sebagai kekayaan.
Banyak orang merasa tersiksa karena
perbedaan alias mereka tidak mampu
menikmatinya.
Berbagai bentuk kejahatan dimulai hanya
karena perbedaan. Entah itu perbedaan
warna kulit, agama, suku bangsa,
prinsip, atau sekadar pendapat.
Sebenarnya, perbedaan bukanlah sesuatu
yang bisa dihindari. Setiap orang lahir
dengan perbedaan dan keunikannya
masing-masing. Mulai dari perbedaan
fisik, pola pikir, kesenangan, dan
lain-lain.
Tidaklah mungkin segala sesuatu hal sama.
Bahkan kesamaan pun sebenarnya tidak
selalu menguntungkan.
Coba bayangkan, seandainya semua orang
memiliki kemampuan memimpin, lantas
siapa yang mau dipimpin? Kalau semua
orang menjadi orang tua, siapa yang mau
jadi anak? Siapa juga yang akan
menerima sedekah, jika semua orang
ditakdirkan kaya?
Perbedaan ada bukan untuk dijadikan
alat perpecahan. Banyak hal positif
yang bisa kita peroleh dengan perbedaan.
Namun, tentu saja semua itu harus
bersyarat. Nah, syarat apa saja yang
harus dipenuhi?
Berikut di antaranya...
1. Cara pandang kita terhadap perbedaan. bersyarat. Nah, syarat apa saja yang
harus dipenuhi?
Berikut di antaranya...
Berpikirlah positif dengan mensyukuri
adanya perbedaan. Anggaplah perbedaan
sebagai kekayaan. Cara pandang yang
benar akan melahirkan sikap yang tepat.
Ada baiknya kita mencari persamaan
terlebih dahulu, sebelum mencari
perbedaan.
2. Kelola perbedaan sebaik mungkin.
Musyawarah untuk mencapai kesepakatan
adalah jalan yang tepat untuk mengelola
perbedaan.
Berlatihlah utk menghargai, menerima,
menjalankan dan bertanggungjawab
terhadap keputusan bersama, meski
berlawanan dengan ide awal kita.
3. Selalu posisikan segala sesuatu
pada tempatnya.
Saat bekerja sama dengan orang lain,
salurkan potensi, karakter, minat yang
berbeda-beda pada posisi 'yang tepat'.
Cara ini akan mendorong tercapainya
tujuan bersama dan mendukung
pengembangan potensi masing-masing
individu.
4. Jangan pernah meremehkan orang lain.
Apapun dan bagaimana pun kondisi atau
pendapat orang lain, perlakukan mereka
selayaknya diri kita ingin diperlakukan.
Anggaplah semua orang penting. Mereka
memiliki peran tersendiri, yg bisa jadi
tdk bisa digantikan oleh orang lain.
5. Jangan menonjolkan diri atau sombong.
Merasa diri paling penting dan lebih
baik daripada orang lain *tidak akan*
menambah nilai lebih bagi kita. Toh
kita tidak bisa hidup tanpa orang lain.
Jadilah beton dalam bangunan. Meski
tidak nampak, namun sesungguhnya ialah
yang menjadi penyangga kokohnya sebuah
bangunan. :-)
6. Cari sumber informasi yang terjamin
kebenarannya.
Perbedaan bisa muncul karena informasi
yang salah. Oleh sebab itu, pastikan
sumber informasi kita bisa terjamin dan
dapat dipercaya kebenarannya. Lebih
bagus lagi jika disertai bukti yang
mendukung.
7. Koreksi diri sendiri sebelum
menyalahkan orang lain.
Menyalahkan orang lain terus menerus
tidak akan banyak membantu kita. Bisa
jadi kesalahan sebenarnya terletak pada
diri kita. Karenanya, koreksi diri
sendiri terlebih dahulu merupakan
langkah yang paling bijaksana.
So, berhentilah menyesalkan perbedaan.
Karena jika tidak, Prasadika akan
kehilangan sumber kebahagiaan! :-)
Sukses selalu untuk Prasadika!
Kesendirian Tidak Selalu Mematikan
Ditulis Oleh: Anne Ahira
To: Prasadika
Prasadika, banyak orang yang tidak menyukai kesendirian,
karena waktu yang dilewati terasa lebih panjang dan
melelahkan.
'Sendiri oh sendiri'... Ternyata hal remeh ini bisa
menjadi masalah besar bagi sebagian orang!
Apakah Prasadika termasuk yang demikian? :-)
Memang, kesendirian seringkali diidentikkan dengan hal
yang menakutkan, mengesalkan, bahkan menjadi simbol
kesedihan. Namun, jika kita mau membuka pikiran,
sebenarnya kesendirian itu tidak selalu mematikan!
Kesendirian bisa memiliki dua makna...
Pertama, kesendirian menyangkut fisik yang sebenarnya,
tanpa ada orang di sekitarnya. Kedua, hanya berbentuk
perasaan saja.
Bisa jadi seseorang berada di tengah keramaian, namun
merasakan kesunyian. Mungkin Prasadika pernah mengalami
hal serupa, terutama ketika menemui masalah dengan
rekan kerja, sahabat, keluarga, atau pacar? :-) dan lain
sebagainya..!
Satu hal yang perlu Prasadika ingat, kesendirian dengan arti
apapun sebenarnya bukan masalah jika kita mampu
mengelolanya dengan baik, atas perasaan, sikap dan
segala situasinya.
Bagaimana kita bisa mengelola kesendirian supaya lebih
bermakna? Lakukan hal berikut :
1. Cari kesibukan dengan melakukan aktivitas positif
yang sangat Prasadika sukai, misalnya dengan membaca,
menulis, olahraga, menyanyi? :-) Apapun kesukaan
Prasadika. Dengan cara ini, kesendirian akan terasa lebih
menyenangkan!
2. Kedua, ingat-ingat kembali hal-hal yang menjadi
impian Prasadika dan belum sempat dilakukan. Prasadika bisa
membuka agenda-agenda pribadi, foto-foto jaman
dulu, buku-buku, dan lain sebagainya.
Percaya, cara ini akan menyadarkan Prasadika akan
sempitnya waktu untuk mewujudkan segalanya.
Kalau sudah begini, bukankah kesendirian itu jadi
menyenangkan? ;-)
3. Ketiga, buat daftar sebanyak-banyaknya tentang
keinginan yang ingin Prasadika wujudkan selagi masih
hidup. Mungkin dengan cara menuliskan kembali
'keinginan gila' saat Prasadika masih kecil? Atau mimpi-
mimpi lain yang belum terlaksanakan?
Saat itu Prasadika akan sadar, ternyata banyak sekali
hal yg memerlukan kesendirian utk mewujudkannya!
4. Dan yang terakhir.... Sebenarnya ini merupakan hal
*utama* dan yang pertama yang harus Prasadika lakukan...
Mendekatlah kepada Yang Maha Mencinta diri Prasadika.
Kesendirian ini akan semakin menyadarkan hakekat
keberadaan Prasadika di dunia.
Semakin keyakinan ini kuat, maka akan semakin
kokoh kemampuan Prasadika mengarungi kehidupan,
dengan segala situasinya.
Intinya, jangan biarkan Prasadika terjebak dalam kesendirian
dengan suasana 'hati yang negatif', membiarkannya
berlarut-larut, hingga membuat Prasadika putus asa.
Kalau Prasadika mau membuka mata, kita sebenarnya tidak
pernah benar-benar sendiri. Ada orang lain di sekitar
kita.
Yang jelas, pasti selalu ada orang yang bisa Prasadika
jadikan teman, dan ajak bicara!
Jika Prasadika mau terbuka, dalam kesendirian Prasadika bisa
merenungkan banyak hal. Dalam kesendirian Prasadika bisa
menemukan kedewasaan, kebijaksanaan, ide brilian,
dan memaksimalkan potensi yang Prasadika miliki.
Dalam kesendirian pula Prasadika bisa mengungkap
kejujuran, yang bisa jadi terkalahkan oleh sombong dan
ego yang seringkali Prasadika temukan di keramaian!
Tidak bisa dipungkiri, kesendirian bisa datang kapan
saja kepada setiap orang, termasuk kepada Prasadika.
Nah, jika suatu saat atau bahkan saat ini Prasadika sedang
dilanda 'kesepian' alias merasa 'sunyi sepi sendiri',
Prasadika harus ingat, bahwa kesendirian tidak selamanya
mematikan!
Kelola-lah perasaan Prasadika dengan baik, dan buatlah
kesendirian menjadi lebih bermakna. :-)
To: Prasadika
Prasadika, banyak orang yang tidak menyukai kesendirian,
karena waktu yang dilewati terasa lebih panjang dan
melelahkan.
'Sendiri oh sendiri'... Ternyata hal remeh ini bisa
menjadi masalah besar bagi sebagian orang!
Apakah Prasadika termasuk yang demikian? :-)
Memang, kesendirian seringkali diidentikkan dengan hal
yang menakutkan, mengesalkan, bahkan menjadi simbol
kesedihan. Namun, jika kita mau membuka pikiran,
sebenarnya kesendirian itu tidak selalu mematikan!
Kesendirian bisa memiliki dua makna...
Pertama, kesendirian menyangkut fisik yang sebenarnya,
tanpa ada orang di sekitarnya. Kedua, hanya berbentuk
perasaan saja.
Bisa jadi seseorang berada di tengah keramaian, namun
merasakan kesunyian. Mungkin Prasadika pernah mengalami
hal serupa, terutama ketika menemui masalah dengan
rekan kerja, sahabat, keluarga, atau pacar? :-) dan lain
sebagainya..!
Satu hal yang perlu Prasadika ingat, kesendirian dengan arti
apapun sebenarnya bukan masalah jika kita mampu
mengelolanya dengan baik, atas perasaan, sikap dan
segala situasinya.
Bagaimana kita bisa mengelola kesendirian supaya lebih
bermakna? Lakukan hal berikut :
1. Cari kesibukan dengan melakukan aktivitas positif
yang sangat Prasadika sukai, misalnya dengan membaca,
menulis, olahraga, menyanyi? :-) Apapun kesukaan
Prasadika. Dengan cara ini, kesendirian akan terasa lebih
menyenangkan!
2. Kedua, ingat-ingat kembali hal-hal yang menjadi
impian Prasadika dan belum sempat dilakukan. Prasadika bisa
membuka agenda-agenda pribadi, foto-foto jaman
dulu, buku-buku, dan lain sebagainya.
Percaya, cara ini akan menyadarkan Prasadika akan
sempitnya waktu untuk mewujudkan segalanya.
Kalau sudah begini, bukankah kesendirian itu jadi
menyenangkan? ;-)
3. Ketiga, buat daftar sebanyak-banyaknya tentang
keinginan yang ingin Prasadika wujudkan selagi masih
hidup. Mungkin dengan cara menuliskan kembali
'keinginan gila' saat Prasadika masih kecil? Atau mimpi-
mimpi lain yang belum terlaksanakan?
Saat itu Prasadika akan sadar, ternyata banyak sekali
hal yg memerlukan kesendirian utk mewujudkannya!
4. Dan yang terakhir.... Sebenarnya ini merupakan hal
*utama* dan yang pertama yang harus Prasadika lakukan...
Mendekatlah kepada Yang Maha Mencinta diri Prasadika.
Kesendirian ini akan semakin menyadarkan hakekat
keberadaan Prasadika di dunia.
Semakin keyakinan ini kuat, maka akan semakin
kokoh kemampuan Prasadika mengarungi kehidupan,
dengan segala situasinya.
Intinya, jangan biarkan Prasadika terjebak dalam kesendirian
dengan suasana 'hati yang negatif', membiarkannya
berlarut-larut, hingga membuat Prasadika putus asa.
Kalau Prasadika mau membuka mata, kita sebenarnya tidak
pernah benar-benar sendiri. Ada orang lain di sekitar
kita.
Yang jelas, pasti selalu ada orang yang bisa Prasadika
jadikan teman, dan ajak bicara!
Jika Prasadika mau terbuka, dalam kesendirian Prasadika bisa
merenungkan banyak hal. Dalam kesendirian Prasadika bisa
menemukan kedewasaan, kebijaksanaan, ide brilian,
dan memaksimalkan potensi yang Prasadika miliki.
Dalam kesendirian pula Prasadika bisa mengungkap
kejujuran, yang bisa jadi terkalahkan oleh sombong dan
ego yang seringkali Prasadika temukan di keramaian!
Tidak bisa dipungkiri, kesendirian bisa datang kapan
saja kepada setiap orang, termasuk kepada Prasadika.
Nah, jika suatu saat atau bahkan saat ini Prasadika sedang
dilanda 'kesepian' alias merasa 'sunyi sepi sendiri',
Prasadika harus ingat, bahwa kesendirian tidak selamanya
mematikan!
Kelola-lah perasaan Prasadika dengan baik, dan buatlah
kesendirian menjadi lebih bermakna. :-)
Subscribe to:
Comments (Atom)